Jumaat, 21 Februari 2014

SEMBAHYANG JUMAAT HANYA REKAAN.. GILOO..


Dulu gua pernah ikuti satu laman diskusi bernama Milis SURAU... iaitu satu laman Forum Diskusi ke-Islaman berbentuk e-mail yang didirikan oleh beberapa golongan profesional Minang yang berada di beberapo penjuru dunia.. dan siapa saja tanpa mengira latarbelakang boleh berhujah dan berdiskusi di laman ni.. antara pendiskusi yang gua minat ialah arwah H.M.Nur Abdurrahman penulis waii-hmna.blogspot.com.. memandangkan ilmu agama gua pun stakat suam-suam kuku jadi gua hanya stakat menjadi pembaca je ler..

Tapi kini laman forum tersebut dah agak suram.. ramai yang angkat kaki setelah geng Islam Liberal.. Syiah.. Ahmadiah Qadiani.. termasuk jugak geng Anti Hadis turut sama menyibuk berdiskusi.. salah sorangnyer bernama WKassim.. tapi si WKassim ni menafikan yang beliau adalah si Kasim Ahmad yang sedang memanas di negara kita sekarang ni..

Yang menariknyer menurut WKasim yang anti hadis ni.. (tak tau ler W tu aper.. Wak atau Wan atau mungkin Wow kut).. beliau menyatakan bahawa tiada sembahyang Jumaat atau sembahyang berjemaah.. itu semua ajaran sesat serta rekaan..  ini berdasarkan tiada nas yang tertulis dalam Al-Quran.. dan gua pun malas nak cerita panjang apakata korang baca sendiri diskusi diorang tahun 2011 ni yang masih gua simpan dalam  e-mail gua...

Memandangkan diskusi ni agak panjang.. mungkin korang boleh terus membaca komen serta hujah si Pak WKassim..



From: Sri Yansen - sri.yansen@tamanserua.com


To: surau@yahoogroups.com

Sent: Fri, January 14, 2011 12:15:24 AM

Subject: [surau] Membaca Al-Fatihah,
 


Assalamualaikum,

Penghuni Surau semua... Mohon pencerahannnya mengenai cara sholat jamaah sebagai berikut hal:


a. Membaca Al Fatihah?.. disaaat kita menjadi makmun. Kapan kita mulai membacanya? Apakah setelah membca doa Iftitah langsung membaca atau menunggu imam selesai dan menyebut Amin.

 b. Mengucap salam?... Apakah dimulai setelah imam selesai mencupkan 2x salam..

 wassalam,



From: ilham chan - ilh99@>


To: surau@yahoogroups.com

Sent: Fri, January 14, 2011 5:54:23 PM

Subject: Re: [surau] Membaca Al-Fatihah,

Wa'alaikumssalam Warahmatullahi Wabarakaatuhu,

a. Di kalangan ulama berbeda pendapat, apakah wajib dibaca atau diam (mengikuti imam, dimana bacaan imam bacaan makmum). Jika dibaca, tentu dibaca setelah imam selesai membaca-nya. Kebanyakan ulama berpendapat diam mendengarkan imam mambaca surah setelah surah alfatihah. Ini jika sholat yg bacaan imamnya dikeraskan. sholat subuh, maghrib dan isya.

Untuk rakaat ketiga maghrib dan rakaat 3 dan 4 isya, maka makmum wajib membaca alfatihah. Jika sholat zuhur dan ashar, maka dibaca setelah do'a iftitah. Tapi ada bacaan imam yg cepat, maka utamakan baca alfatihah daripada do'a iftitah. terlampir dalil-nya di bawah.

tambahan:

Sholat jamaah itu harus mengikuti imam. Jika imam duduk tasyahud akhir dan kita masbuk (ketinggalan 1 atau lebih rakaat, maka kita harus duduk tasyahud akhir). Ada beberapa orang yg menyelesaikan bacaan surah alfatihah, padahal imam sudah mau bangkit dari rukuk, ini artinya tidak mengikuti imam.



b. Bacaan salam makmum adalah setelah bacaan salam ke-2 dari imam.
Makanya bacaan salam imam disunnahkan salam-1, langsung salam-2 tanpa jeda yg lama. Wallahua'lam.

Dalil: Wajib Baca Al Fatihah di Belakang Imam

Dari 'Ubadah bin Ash Shoomit radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah.[1]

Dari Abu Hurairah, haditsnya marfu' sampai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang melaksanakan shalat dan tidak membaca Al Fatihah di dalamnya, maka shalatnya itu kurang." Perkataan ini diulang sampai tiga kali.[2]

Dalil: Wajib Diam Ketika Imam Membaca Al Fatihah

Berkebalikan dengan dalil di atas, ada beberapa dalil yang memerintahkan agar makmum diam ketika imam membaca surat karena bacaan imam dianggap sudah menjadi bacaan makmum.
Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta'ala, "Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al A'rof: 204)

Abu Hurairah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu adalah shalat subuh. Beliau bersabda: "Apakah salah seorang dari kalian ada yang membaca surat (di belakangku)?" Seorang laki-laki menjawab, "Saya. " Beliau lalu bersabda: "Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al Qur`an?"[3]

Dalil lainnya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang shalat di belakang imam, bacaan imam menjadi bacaan untuknya".[4]

Hadits ini dikritisi oleh para ulama. Hadits lainnya lagi adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 

"Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti. Jika imam bertakbir, maka bertakbirlah. Jika imam ruku', maka ruku'lah. Jika imam bangkit dari ruku', maka 
bangkitlah. Jika imam mengucapkan 'sami'allahu liman hamidah', ucapkanlah 
'robbana wa lakal hamd'. Jika imam sujud, sujudlah." [5]

Dalam riwayat Muslim pada hadits Abu Musa terdapat tambahan,

"Jika imam membaca (Al Fatihah), maka diamlah."
 


Penjelasan Abul 'Abbas Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya hukum membaca Al Fatihah di belakang imam. Beliau mengatakan bahwa para ulama telah berselisih pendapat karena umumnya dalil dalam masalah ini, yaitu menjadi tiga pendapat. Dua pendapat pertama adalah yang menyatakan tidak membaca surat sama sekali di belakang imam dan yang lainnya menyatakan membaca surat dalam segala keadaan.

Pendapat ketiga yang dianut oleh kebanyakan salaf yang menyatakan bahwa jika makmum mendengar bacaan imam, maka hendaklah ia diam dan tidak membaca surat. Karena mendengar bacaan imam itu lebih baik dari membacanya. Jika makmum tidak mendengar bacaan imam, barulah ia membaca surat tersebut. Karena dalam kondisi kedua ini, ia membaca lebih baik daripada diam. Satu kondisi, mendengar bacaan imam itu lebih afdhol dari membaca surat. Kondisi lain, membaca surat lebih afdhol daripada hanya diam.

Demikianlah pendapat mayoritas ulama seperti Malik, Ahmad bin Hambal, para ulama Malikiyah dan Hambali, juga sekelompok ulama Syafi'iyah dan ulama Hanafiyah berpendapat demikian. Ini juga yang menjadi pendapat Imam Asy Syafi'i yang terdahulu dan pendapat Muhammad bin Al Hasan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua.



Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu,

iLham



Sangkala Ehsan - wkassim45@yahoo.com:


Salamun alaikum

Tinggalkan sahaja pendapat ulama yang berbeda-beda itu dan ikut apa yang 
diajarkan Allah dalam Kitab Nya:

17:110 Janganlah engkau keraskan (bacaan) sembahyang engkau dan jangan pula engkau lunakkan dan ambillah jalan (pertengahan) antara demikian itu.



Saya rasa ayat itu mudah difahami.

W Kassim






From: Sri Yansen - sri.yansen@tamanserua.com


Sent: Sat, January 15, 2011 1:43:45
PM
Subject: [surau] Re: Membaca Al-Fatihah,


Wa'alaikumsalam,

Cik Kassim ysh... saya kurang paham dengan penjelasan bapak.. mohon dijelaskan lagi korelasi antara makmun membaca Al Fatiha dengan bacaan yang dikeraskan.

wassalam,

Yansen



Sangkala Ehsan - wkassim45@yahoo.com:


Salam,

Quran mengajarkan suara hendaklah tidak terlalu keras dan tidak terlalu rendah (berbisik-bisik), suara hendaklah sederhana. Dan suara demikian adalah untuk seluruh solat, bukan sekadar untuk al Fatiha sahaja.

Saya belum terjumpa dalam Quran ajaran berkaitan solat massal yang dikepalai oleh 'imam' dan diikuti oleh 'makmum'. Oleh itu saya berpendapat solat adalah kewajipan setiap individu dengan Tuhannya yang dilakukan secara peribadi, kecuali jika ada bukti lain dari Quran.

W Kassim


From: Sri Yansen

To: surau@yahoogroups.com
Sent: Sat, January 15, 2011 8:59:27 PM
Subject: [surau] Re: Membaca Al-Fatihah,


terima kasih Cik Kassim,...ini hal baru bagi saya, jadi sejak kapan adanya sholat berjamaah ini?...bagaimana dengan sholat Jum'at, Idul Fitri dlsb.. mohon pencerahannya



wassalam,

Yansen




Sangkala Ehsan

To surau@yahoogroups.com
Jan 15, 2011

Salam Sri,

Tentunya ajaran-ajaran sesat itu ditimbulkan selepas Nabi wafat. Kalimat Idul Fitri dan Idul Adha tidak terdapat dalam Quran. Jadi, bukan sahaja solatnya itu tidak ada, bahkan hari lebarannya pun bukan ajaran Tuhan. Kapan adanya, tanyakan kepada orang yang mengamalkannya.

Solat Jum'at juga tidak ada dalam Quran. Yang ada cuma peringatan supaya apabila diseru untuk solat pada hari Jumu'ah (hari perkumpulan, gathering atau waktu pesta) dimana ada permainan dan jual beli, hendaklah tinggalkannya sebentar dan bersolat mengingati Allah. Maksudnya jangan kerana pesta atau ramai-ramai solat ditinggalkan. Ayat itu tidak mengatakan solat Juma'at di MASJID!!!!!  Sila lihat surah alJumuah 62:9

Sekian alah malam amek, ambo ka lalok dulu.


W Kassim



From: Banarod - banarod@gmail.com

To: surau@yahoogroups.com
Sent: Sun, January 16, 2011 12:59:54 PM
Subject: Re: [surau] Re: Membaca Al-Fatihah,

Sangkala Ehsan!


Tulisan anda bagus sekali, tapi sayang anda terlupa menuliskan satu hal. Yaitu di zaman sekarang syetan, iblis, org munafik dll tidak hanya rajin membahas perkara shalat, tapi juga rajin menulis di milis2...



Sangkala Ehsan - wkassim45@yahoo.com:


Salamun alaikum

Kenapa kamu berterusan mengatakan orang yang mengajak kepada Quran itu 
iblis/syaitan? Adakah kamu anggap Quran itu ucapan syaitan? Lihat ayat berikut: "Dan ia (Qur'an) bukanlah ucapan syaitan yang direjam." (81:25)

Sewaktu Adam dan pasangannya diperintah turun ke dunia, Allah telah berpesan supaya mereka mengikuti petunjuk Allah sahaja supaya mereka tidak sesat: "Turunlah kamu, kedua-dua kamu bersama-sama, keluar darinya.... tetapi jika datang kepada kamu petunjuk daripada-Ku, maka sesiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, tidak akan sesat, dan tidak juga dia menjadi sengsara." (20:123)

Tetapi, di bumi, ramai keturunan Adam yang mengikut seruan Syaitan walaupun ada orang yang menyeru mereka kepada petunjuk Allah: "'Adakah kita akan dikembalikan di atas tumit-tumit kita setelah Allah memberi petunjuk kepada kita? Seperti orang yang digoda hingga kebingungan di bumi oleh syaitan-syaitan, walaupun dia mempunyai teman-teman yang menyerunya kepada petunjuk, "Datanglah kepada kami!"' Katakanlah, 'Petunjuk Allah ialah petunjuk yang benar, dan kita diperintah supaya tunduk patuh kepada Pemelihara semua alam,'" (6:71).

Orang-orang kafir akan tetap menolak petunjuk Allah (Quran) dan terus mengikut petunjuk syaitan seperti yang mereka dapati pada bapa-bapa mereka: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Ikutlah apa yang Allah menurunkan', mereka berkata, 'Tidak, tetapi kami mengikuti apa yang kami mendapati pada bapa-bapa kami.' Apa? Walaupun syaitan menyeru mereka kepada azab yang menyala?" (31:21)

Orang-orang yang menutup diri mereka daripada peringatan Allah mengambil syaitan sebagai teman yang dipercayai: "Sesiapa yang membutakan diri daripada Peringatan Yang Pemurah, kepadanya Kami menentukan syaitan untuk menjadi teman yang dipercayai, Dan mereka menghalangi mereka daripada jalan, dan mereka menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk." (43:36-37)

Ayat-ayat Quran di atas adalah untuk orang-orang yang mahu menerima petunjuk Allah. Orang yang memang ingkar, mereka tidak akan dapat menerima ayat-ayat Quran. Orang-orang yang seperti Azhari dan Banarod kita cuma boleh berdoa agar hati mereka akan terbuka dan terlepas dari cengkaman syaitan.

W Kassim



Infantri
To surau@yahoogroups.com


Jan 20, 2011

Wan Kassim sepertinya ada yang terlupakan deh...

…,

dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah 
kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Allah memberi 
pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu …. (Qs 
al-Baqarah/2: 231).



Bukankah Rasulullah bersabda: Ingatlah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab (Al-Qur`an) dan (diberi) yang semisalnya (yaitu as-Sunnah) bersamanya.

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati 
Allah. 

Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami 
tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka. (QS. 4:80)Qs. An 
Nisa/4: 80)

maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan 
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih (Qs An-Nuur/24: 63)



Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar 
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka 
sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. 
an-Nisaa/4 :14)



Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia 
telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al Ahzaab/33:36)



Ronaldp Putra


Tuan Kassim,

Firman Allah SWT dlm Al-Quran surat Al-An'am ayat 145 mengharamkan bangkai, darah yg mengalir, daging babi, atau hewan yg disembelih atas nama selain Allah SWT.

Tuan makan Anjing? Kan tdk diharamkan oleh Al-Qur'an!

Kecuali kalau tuan mengikuti penjelasan hadits Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad dlm Musnadnya, dll:

"Memakan setiap binatang buas yg memiliki gigi taring adalah Haram"


Rgds,
Ronald

Tiada ulasan:

Catat Ulasan