Selasa, 19 Ogos 2014

DRAMA SELANGORKU MACAM DAH NAK TAMAT JER..


SHAH ALAM -  Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim hampir pasti hilang jawatan sebagai Menteri Besar Selangor berikutan sokongan majoriti Adun negeri itu kini memihak kepada Presiden PKR, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail.

Penganalisis politik dari Universiti Utara Malaysia (UUM), Prof Madya Dr Mohd Azizuddin Mohd Sani berkata, mengikut Undang-Undang Tubuh Kerajaan Negeri Selangor, calon yang mendapat sokongan majoriti dalam Dun akan menjadi menteri besar.

Dalam situasi itu, beliau berpendapat, Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah akan melihat kepada sokongan majoriti Dun.. - SinarHarian


Nampaknyer drama dah nak sampai ke penghujung.. setelah penat bertegang leher..pot pet..pot pet mengalahkan filem Nana Tanjung.. nasib baik takda yang sakit jantung kalau tak mau ada yang mati kejung.. itulah politik.. time berkuasa ramai yang menyanjung.. walaupun hasilnya tak seberapa tetap juga diangkat dan dijunjung.. tapi bila tak berkuasa korang paham-paham jer ler.. dah tentu memasing cabut lari mencari lain payung.. 

Cuma sekarang ni penonton ternanti-nanti kisah seterusnya di sebalik cermin.. tertanya-tanya siapa la agaknyer pemimpin yang akan bakal mengganti tempat kosong sama ada Kak Zah ataupun si Azmin.. walaupun ada jugak yang cuba menjadi penganalisis tapi itu semua belum tentu dijamin.. cuma yang menjadi persoalan sekarang adakah segalanya berjalan seperti yang dirancang.. atau masih jugak tak setle kerana masih banyak lagi yang pincang..

Dalam drama ni yang kesiannya ialah parti lawan.. cuma terkebil-kebil melihatkan pihak musuh dah goyah kerana dok bertelagah macam orang kena sawan.. walaupun cuba jugak la nak ambil kesempatan tapi apakan daya.. modal ada cuma takda kawan.. setakat 12 orang.. mana la cukup kuat nak pergi berlawan.. hanya setakat mengabiskan bihun dan kopi dalam cawan... tapi apo nak dikato.. mungkin bukan rezki kito.. kita tengok jer ler harta berbilion ringgit tu melintas dopan mato..

Isnin, 11 Ogos 2014

AIII... ORANG POLITIK NI TAK RETI NAK TIDOR KER..


MELAKA 10 Ogos - Rakyat Selangor disaran supaya membuat penilaian sendiri tentang kemelut politik yang melanda negeri itu berikutan pemecatan keahlian Parti Keadilan Rakyat (PKR) membabitkan Menteri Besarnya, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim.

Naib Presiden UMNO, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein berkata, situasi tegang yang sedang berlaku antara pakatan pembangkang dengan Menteri Besar Selangor, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim jelas menonjolkan sikap sebenar Ketua Pembangkang, Datuk Seri Anwar Ibrahim.


Menurutnya, Anwar dilihat sanggup mengenepikan rakan seperjuangannya demi kepentingan diri malah, mengabaikan pelbagai pandangan oleh rakyat di negeri itu serta tidak menghormati institusi diraja... - UtusanM'sia


Memang betu la ler orang politik ni tak pernah tidor.. kerjanyer siang malam dok mengatur strategi agar kuasa di tangan tidak mengendur.. mengangap kuasa yang ada adalah milik kekal yang akan di bawa bersama masuk kubur… bagi diorang sepak terajang.. banting sana… banting sini adalah satu seni.. bagi memastikan pesaing dan musuh politiknya jatuh tersungkur walaupun terpaksa menghabiskan banyak money..

Sebenarnyer setiap orang politik mempunyai mimpi yang sama.. tak kira jantan betina walau dari negara dan parti mana.. semuanya sama dua kali lima.. termasuk ler juga yang menyorok disebalik agama.. tujuannya hanyalah kuasa dan nama.. apa taknyer bila dah dapat projek juta-juta baru ler boleh memakai kereta berjenama.. janji yang ditabur pun lesap entah ke mana.. tinggal ler penyokong dan pengundi ternganga-nganga..

Gua memang dari dulu tak percaya sangat cakap orang-orang politik.. cakap jer berdegar-degar tapi semuanyer plastik.. rasanyer gua lebih selesa join Parti Atas Pagar.. supaya senang mana yang tak betul terus jer gua langgar.. supaya diorang jangan ingat negara ni mak bapak diorang yang punya dan sesuka hati boleh dicagar.. tapi kalau tahap kesabaran gua dah tercabar.. memang nahas diorang tu gua hambat dengan tiang pagar..

Lain la kalau pengampu dan penyokong taksub.. pemimpin boros yang merembat harta negara pun disokong dan dipuji ketahap takjub.. walaupun jelas pemimpin tu kaki kelepet.. sampaikan duit peruntukan bela lembu dan kambing pun dibuat beli karpet.. dan oleh itu marilah kita berdoa supaya negara kita ni sentiasa selamat.. agar dijauhkan dari pemimpin-pemimpin poyo yang berperangai lahanat..

Rabu, 6 Ogos 2014

SEBUAH PERTANYAAN DARI GAZA: APAKAH SAYA BUKAN MANUSIA?


Aiii beraya sakan nampak... apakata dalam korang dok sebok beraya sambil mengunyah kuih raya tu.. mari la kita sama-sama hayati dulu luahan rasahati sahabat kita cik Maisam Abumorr dari Gaza ni.. mungkin dengan membaca artikel ni.. sekurang-kurannyer dapat la kita berkongsi rasa dan menyelami serba sedikit pengalaman beliau yang sedang digasak oleh tentera zionis sekarang ni.. dan memandangkan gua pun sebok beraya.. apa lagi gua pun copy la artikel ni dari salah satu laman web yang agak radikal ialtu www.arrahmah.com.. harap bermanfaat..


Saya ingat ketika saya menghadiri lokakarya (bengkel akademik) selama tiga hari mengenai hukum internasional dan hak asasi manusia oleh ICRC di Gaza, salah satu peserta bertanya kepada trainer: “Apa yang harus saya lakukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan hak-hak asasi manusia?” Trainer itu menjawab tanpa banyak pikir: “Tidak ada. Anda harus menjadi manusia, itu saja.”.


Pertanyaannya sekarang adalah, apa yang harus saya lakukan untuk memenuhi syarat sebagai manusia? Sejauh yang saya tahu, saya hidup seperti halnya manusia normal. Saya mencintai, saya membenci, saya menangis, saya tertawa, saya membuat kesalahan, saya belajar, saya bermimpi, saya merasakan sakit, saya terluka, saya suka pizza, saya kadang-kadang menceritakan lelucon murahan dimana hanya saya yang tertawa, dan terakhir kali saya mencermati diriku di cermin, saya sangat tampak seperti manusia.

Perbedaannya hanyalah bahwa suatu bangsa penjajah yang entah darimana datangnya, yang kemudian mengklaim kepemilikan eksklusif atas tanah saya, tempat di mana secara turun temurun nenek moyang saya tinggal, dan bangsa penjajah itu mulai membasmi etnis rakyatku

Satu-satunya kesalahan saya adalah bahwa saya berdiri dan berjuang untuk tanah saya yang hilang dan untuk segala sesuatu yang saya sayangi.

Dunia menuduh saya terorisme hanya karena saya menolak untuk dibunuh seperti binatang. Tapi, bukankah binatangpun akan berjuang untuk mempertahankan hidupnya ?

Saya mematuhi Amerika Serikat dan melaksanakan pemilu; Saya memilih partai yang sesuai dengan harapan saya. Tapi kemudian saya dihukum karena mempraktekkan demokrasi yang telah mereka ajarkan kepada saya. Saya tidak menyadari bahwa definisi modern demokrasi adalah untuk memilih pihak yang disetujui oleh Amerika Serikat, bukan sebuah pesta dimana rakyat mayoritas memilih yang mereka inginkan.

Akibatnya, saya berada di bawah blokade berat dan kelaparan sistematis, terkunci dalam sepetak tanah kecil, terisolasi dari seluruh dunia selama bertahun-tahun.

Saya menyelesaikan gelar sarjana saya dalam periode itu, belajar untuk final saya dengan hanya diterangi cahaya lilin dan menulis seluruh makalah penelitian dengan tulisan tangan. Saya sering menghabiskan hari-hari panjang kuliah saya tanpa memiliki cukup uang untuk membeli makanan, karena ayah saya yang seorang insinyur (engineer) tidak memiliki apa-apa untuk membangun.

Dalam masa empat tahun yang berat itu akhirnya saya lulus dengan impian-impian besar. Sayangnya, impian-impian itu lebih besar dari realitas saya.

Dan, saya tetaplah sebagai pengangguran meskipun potensi yang saya miliki sangatlah besar.

Saya berdiri dan berjuang untuk apa yang saya dianggap sebagai hak dasar saya, bahkan apa yang seluruh dunia sebut terorisme. Gazaku yang telah lunglai oleh kemiskinan dan isolasi, menanggung beban perang mematikan dalam kurang dari satu dekade yang dilancarkan oleh pendudukan “Israel” yang pasukannya dilengkapi dengan senjata pemusnah massal, yang dibiayai oleh pembayar pajak AS.

Dan dunia menyalahkan saya yang melawan dengan senjata buatan tangan sendiri.

Puluhan rakyat saya dibunuh setiap hari dan saya menyaksikan masa kecil dan remaja saya yang habis dalam penderitaan dan kesengsaraan, dan dunia masih melabeli saya sebagai teroris.

Saya seorang teroris karena saya memperjuangkan hak-hak dasar saya yang diambil orang lain.

Hari-hari dalam hidupku yang singkat ini terampas dari apa yang seharusnya menjadi tahun-tahun yang paling indah dalam hidupku. Saya menghabiskan masa-masa itu dengan menyaksikan orang-orang yang saya cintai terbunuh satu persatu, karena mereka dianggap bukan manusia seutuhnya di mata dunia, dan saya akan menghabiskan masa bertahun-tahun untuk bisa pulih dari trauma perang, bukannya membangun karir saya.

Kalau saya kemudian meninggal akibat perang ini, saya hanya ingin dunia tahu bahwa saya belum pernah melihat roket atau persenjataan apapun yang disimpan di rumah saya.

Percayalah bahwa saya tidak digunakan sebagai perisai manusia!

Saat saya menulis artikel ini, ibu saya mengatakan kepada ayah saya bahwa kami kehabisan gas untuk memasak, kami juga kehabisan air dan listrik selama beberapa hari ini.

Saya masih belum memahami apa kejahatan yang telah saya lakukan untuk menanggung penderitaan semacam ini. Saya ingin tahu apa rasanya menjadi manusia….



 
Maisam Abumorr

*Artikel ini ditulis oleh Maisam Abumorr. Dia adalah adalah lulusan Sastra Inggris, dan dia adalah seorang mahasiswa Translation (high diploma) and Political Science and Media (BA) di Islamic University of Gaza. Dia juga seorang blogger.